MAKALAH DASAR–DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN-BUDIDAYA TANAMAN TOMAT
TUGAS
MAKALAH
DASAR–DASAR
PERLINDUNGAN TANAMAN
tentang
budidaya tanaman tomat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga kam dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas membuat
makalah yang di berikan DOSEN ” dengan judul “Budidaya Tanaman Tomat” dan
juga sebagai pembelajaran/referensi saya dalam mempelajari tentang tata
cara budidaya tanaman tomat bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Dan juga kepada pembaca
yang telah menggunakan makalah ini sebagai panduan belajar.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca untuk
memberikan tambahan pengetahuan, dan wawasan khususnya dalam pmata kuliah
Dasar-Dasar Perlindungan Tanman. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang sekiranya dapat membangun demi kemajuan kami.
Pontianak,4 Desember 2019
Penulis,
DAFTAR ISI
halaman
KATA
PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A.Latar Belakang…………………………………………………….
1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………........ 2
C.Tujuan
Penulisan………………………………………………….. 2
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA…..…………………………………....... ............ 3
A.Produksi dan Biaya
Produksi……………………………………... 3 B.Harga……………………………………………………………… 4
C.Penerimaan
dan Pendapatan………………………………………. 4
BAB III
PEMBAHASAN.……………………………………………….................
6
BUDIDAYA TOMAT………………………………………………….. 6
a.Pengolahan Lahan………………………………………………... 6
b.Penyemaian………………………………………………………. 6
c.Pemupukan Dasar………………………………………………...
6
d.Pemasangan Mulsa……………………………………………….
7
e.Pembuatan Lubang Tanaman……………………………………..
8
f.Penanaman……………………………………………………….. 8
g.Penyulaman…………………………………………………….. .. 9
h.Pemasangan Ajir/Turus…………………………………………...
9
i.Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Tomat…………….... 10
j.Panen…………………………………………………………...... 11
k.Pemasaran Hasil………………………………………………......
11
BAB IV
KESIMPULAN DANSARAN…………..............……………………….
12
A.Kesimpulan……………………………………………………….. 12
B.Saran……………………………………………………………..... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang
artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian
nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau tenaga kerja
yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1994). Pembangunan
pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi
yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang
kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian
terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan lain sebagainya
(Soekartawi, 1994).
Salah satu tujuan utama pembangunan
pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada
pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga
pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat
(Soekartawi, 1994).
Buah tomat sebagai salah satu komoditas
sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah
sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati
berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain
sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat
digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado,
sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk
olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat.
Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi
konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya. Potensi pasar buah tomat
juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar
(Cahyono,1998).
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Sulawesi Tenggara (2009), produksi tomat pada tahun 2011 sebanyak
3.009 ton dengan luas panen seluas 40 ha, sementara untuk Desa Lapandewa pada
tahun 2011 produksi tanaman tomat sebanyak 93,58 ton dengan luas panen
sekitar 10,56 ha. Menurut (Soeharjo dan Patong 1994), pada beberapa daerah di
Indonesia, petani belum mampu mengambil keputusan ekonomis yang menguntungkan.
yang dimaksud adalah kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif mungkin agar
produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik dan lebih menguntungkan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah budidaya
tumbuhan tomat.?
2. Bagaimana pengendalian hama pada
tumnuhan tomat.
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana cara
budidaya tanaman tomat.
2. Untuk mengetahui bagaiman
pengendalian hama pada tanaman tomat.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Produksi
dan Biaya Produksi
Pada umumnya, produksi yaitu proses kombinasi
dan koordinasi material- material dan kekuatan-kekuatan (input, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam
pengolahan suatu barang atau jasa (Beattie-Taylor, 1994). Faktor produksi
adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu
tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Diberbagai literatur, faktor produksi ini
dikenal pula dengan istilah input, production factor,
dan korbanan produksi (Soekartawi, 2001) Sukirno (2002), mendefinisikan biaya
produksi sebagai pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam
proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Menurut Soekartawi
(1993), faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dibedakan menjadi kelompok,
yaitu :
1.
Faktor
teknis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas,
pupuk dan pestisida.
2.
Faktor
sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, resiko ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya
kredit dan sebagainya.
Menurut
Soedarsono (1995), untuk memperoleh tingkat produksi optimal agar tercapai
tingkat penerimaan yang optimal, produsen haruslah memperhitungkan jumlah
produksi, di mana pada jumlah tersebut diharapkan penggunaan yang berlebihan
akan menurunkan hasil sehingga optimalisasi penerimaan tidak tercapai.
Tingkat optimalisasi penerimaan akan
tercapai bila penggunaan faktor-faktor produksi telah efisien dan harga yang
berlaku dapat menjamin keadaan tersebut, sehingga produksi yang diperoleh
mencerminkan tingkat efisien dan keadaan usahatani tersebut. Menurut Mubyarto
(1994) dalam kegiatan produksi tidak hanya memperhitungkan jumlah produksi
fisik saja, tetapi juga memperhitungkan faktor -faktor produksi yang digunakan
sehingga tercapai produksi yang optimal. Tingkat produksi optimal diperoleh
pada saat keuntungan maksimal, yang terdapat pada tingkat produksi yang
memberikan selisih besar antara penerimaan dengan biaya produksi. Menurut Hernanto (1996), tujuan berusaha tani
adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan pemilihan penggunaan
faktor produksi.
Ditambahkan Soekartawi (2003),
keuntungan dapat ditingkatkan dengan cara meminimumkan biaya dengan
mempertahankan tingkat penerimaan yang di peroleh dan meningkatkan total
penerimaan dengan mempertahankan total biaya tetap.
B. Harga
Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang atau alat
tukar yang lain dengan satu barang tertentu. Harga merupakan elemen pokok dalam
pemesanan karena langsung berhubungan dengan permintaan hasil total dimana
dalam penetapan harga ini dapat berbeda-beda dari tempat satu ke tempat yang
lain (Winardi, 1990). Sedangkan menurut Saladin (1991), harga adalah sejumlah
uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk dan jasa. Mubyarto (1994),
mengemukakan bahwa suatu barang mempunyai harga karena barang tersebut berguna
dan jumlahnya terbatas.
Harga ditetapkan oleh interaksi
kekuatan permintaan dan penawaran didalam suatu pasar yang karakteristiknya
persaingan sempurna yaitu banyaknya konsumen dan produsen yang bersaing satu
sama lainnya didalam situasi di mana tidak satupun diantara mereka secara
individual cukup penting bisa mempengaruhi salah satu harga yang dibayar atau
kuantitas yang diminta dan ditawarkan (Todaro, 1997).
C. Penerimaan
dan Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah hasil
penjualan dan sejumlah produksi tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah
barang pada pihak lain (Boediono, 1992). Pendapatan merupakan jumlah seluruh
uang yang akan diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu
tertentu. Pendapatan terdiri dan upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan
dan kekayaan seperti sewa, bunga serta pembayaran transfer atau penerimaan dari
pemerintah tunjangan sosial (Samuelson dan Nordhaus, 2003). Sementara itu,
Kadariah (1983), menyatakan bahwa pendapatan adalah hasil berupa uang atau
hasil material lainnya yang berasal dan pemakaian kekayaan atau dan jasa-jasa
manusia yang bebas. Pendapatan umumnya adalah penerimaan-penerimaan individu
atau perusahaan
BAB III
PEMBAHASAN
BUDIDAYA
TOMAT
Tanaman tomat di Desa Lapandewa ditanam
secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal ini
juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak
bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan
petani di Desa Lapandewa adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan Lahan.
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara
dicangkul atau dibajak secara merata kemudian lahan dibiarkan selama satu
minggu untuk mematangkan tanah, satu minggu setelah pengolahan lahan, dibuatlah
bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130
cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk
penggunaan ukuran lebar bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang
ada di lokasi penelitian.
b.
Penyemaian
Untuk memudahkan perawatan, biji yang
sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari
kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya. Biji disebar merata diatas
pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir
bersih serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan
tanah yang dilewatkan melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat
menutup media. Media untuk pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi
baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan
bibit ke polibag pembesaran.
c.
Pemupukan
Dasar
Pemupukan dasar dilakukan setelah
bedengan telah siap. Pupuk dasar yang digunakan antara lain, kapur, pupuk
kandang, ponska, dan KCL. Pupuk diberikan
secara bersamaan sebelum dilakukan pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha
kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur
secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus
agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna. Semua sresponden
di lokasi penelitian menggunakan pupuk kandang, KCl, kapur dan Mutiara,
sedangkan pada pupuk Ponska hanya digunakan 11 responden dan pada pupuk Tensil
Organik hanya digunakan 8 responden. Cara pemupukan di lokasi penelitian
dilakukan secara terus menerus dan takaran pupuk disesuaikan dengan usia
tanamannya.
Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu
dibuat tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat lingkaran. Garis
tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti pertumbuhan tajuk tanaman.
Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin lebar tajuknya,
maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur
pupuk. Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup
kembali dengan tanah. Mengenai dosis/takaran pemupukan belum ada
ketentuannya. Kebanykan petani scukup melakukan pemupukan secara umum
saja, yaitu sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk hijau
(yang kebetulan tumbuh di sekitar kebun). Sampai kini, berapa banyak
takaran pupuk dan apa yang dibutuhkan belum ada kepastiannya.
d. Pemasangan Mulsa
Sejalan
dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah diperkenalkan
dengan teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP. Berdasarkan
hasil-hasil penelitian di lapangan, sistem pemulsaan ini berpengaruh baik
terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas hasil tomat. Penggunaan mulsa
plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan penggunaan
sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami. Penggunaan mulsa plastik
dibanding lebih praktis, karena mudah didapat, mudah penggunaannya sehingga
lebih menghemat biaya pada musim tanam berikutnya. Pemasangan mulsa dilakukan
pada saat bedengan benar-benar sempurna, mulsa yang digunakan adalah jenis
mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga tingkat
kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan
hama dari penyakit tanaman. Semua responden yang ada di lokasi penelitian
melakukan pemasangan mulsa.
e. Pembuatan lubang tanam
Setelah persiapan lahan pertanaman
rampung/selesai pekerjaan selanjutnya pada areal pertanaman adalah
mempersiapkan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu
sebelum penanaman bibit. Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang
telah ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat yang digunakan untuk membuat
lubang tanam ada berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun alat yng
dibuat secara khusus untuk membut lubang tanam. Jarak tanam harus diatur
dengan baik dan jangan terlalu rapat, karena dapat mengurangi penerimaan sinar
matahari. Tanaman tomat yang kurang menerima sinar matahari akan
mengakibatkan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung dengan baik.
Jarak yang terlalu rapat dapat mengakibatkan tingkat kelembaban menjadi tinggi
dan persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara pun terjadi. Ukuran
ini juga digunakan oleh seluruh responden di lokasi penelitian
f. Penanaman
Bibit
seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan
pertanaman. Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila
telah berumur antara 30 – 45 hari di pesemaian. Bibit yang terpilih
sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak
ada yang rusak.
Bibit
dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Kesehatan bibit
yang sudah terjamin baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya yang normal dan
tanaman tampak subur. Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya
dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung. Jadi sebelum
ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar
matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya.
Saat yang
terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah lubang tanam
dipersiapkan dan diusahakan pada pagi atau sore hari. Pada saat pagid an
sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari
kelayuan. Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara
jumlah air yang diserap oleh akar tanaman adengan proses transpirasi
(penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya
ditanam dengan jarak 60 cm X 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap
lubang tanam. Penanaman dengan jarak ini digunakan oleh seluruh responden
yang ada di lokasi penelitian.
g. Penyulaman
Penyulaman
adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang
pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman tanaman biasanya dilakukan antara
4-7 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau
tumbuh secara abnormal dan bibit yang digunakan untuk menyulam haruslah berasal
dari bibit yang sama dengan harapan tanaman yang ada tumbuh secara
seragam.
Untuk
perlakuan penyulaman ada yang 4-7 hari setelah tanam ada juga yang 3 hari
karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang pertumbuhannya
tidak normal. Pertumbuhan yang tidak normal itu dapat terjadi disebabkan oleh
kesalahan pada saat penanaman. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah
bibit yang sengaja disisakan atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan
sebagai bibit cadangan. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang
sama umurnya dengan tanaman yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua
tanaman seragam.
h. Pemasangan ajir/turus
Pemasangan
turus berguna untuk menegakkan tanaman tumbuh. Tanaman tomat yang
tingginya kira-kira 25 cm atau sekitar 21 hari sejak ditanam harus diberi
ajir/turus atau penunjang. Tanaman tomat yang memiliki batang yang kurang
kuat untuk menopang pertumbuhannya harus dipasang turus untuk membantu menopang
buah.
Selain
itu, pemberian turus juga dapat menjadi tempat tanaman merambat vertikal ke
atas dan tanaman mendapatkan pernyinaran sinar matahari yang lebih baik
dibandingkan bila tanaman itu menjalar horizontal diatas tanah.
Turus/ajir
atau alat penopang pertumbuhan tomat ini dapat dibuat dari bahan bambu yang
ditancapkan tegak diatas tanah dekat pada batang tanaman. Untuk
menguatkan turus tetap tertancap tegak, maka setiap turus diikat pada bambu
yang dibuat melintang.
Konstruksi
turus dapat dibentuk dengan palang segitiga, yaitu posisi turus pada setiap
tanaman dipasang miring sehingga ujung turus dapat disatukan dengan ujung turus
yang berada di depan atau disebelahnya. Konstruksi bangun ini
seperti sangat sesuai bila sistem penanaman dilakukan dengan pola barisan
berganda.
i.
Pengendalian
Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
Kerusakan
pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur,
bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan
fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta
digunakan insektisida. Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan
dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma
digunakan herbisida. Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman
karena aktivitas hidupnya, terutana aktivitas untuk memperoleh makanan.
Hama
tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanamana
dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali.Hama pada tanaman
terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung. Hama tanaman berupa
hewan mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera. Hama tanaman
berupa burung terdiri dari burung gelatik dan burung pipit. Hama tanaman
berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai
ulat dan berbagai kumbang.
j.
Panen
Penentuan
panen sangat mempengaruhi mutu dan harga tomat saat di pasarkan.
Pemanenan secara periodik dilakukan 2 atau 3 kali sepekan bergantung pada
keadaan buah yang matang. Adapun ciri buah tomat dalam proses perubahan
warna buah tomat:
1. Panen Tomat Warna Hijau : Panen
dilakukan pada saat seluruh permukaan buah berwarna hijau, mungkin hijau cerah
atau hijau pekat. Di sekitar biji terdapat lendir dan jika buah dipotong
bijinya menyamping atau dengan kata lain tidak terpotong.
2. Panen Tomat Warna Gading : Panen
dilakukan pada saat tomat berwarna gading mulai muncul di ujung buah.
Perubahan warna tidak lebih dari 10%. Permukaan buah berubah kekuningan,
jingga atau merah dan selebihnya hijau.
3. Panen Tomat Warna Kuning : Panen
dilakukan pada saat warna tomat mulai berubah dari warna hijau menjadi kuning,
oranye atau merah.
4. Panen Tomat Merah Muda : Panen
dilakukaan pada saat buah berwarna merah muda atau setengah masak. Warna
hijau pada tomat hampir sama dengan kuning, oranye atau merah.
5. Panen Tomat Merah : Panen dilakukan pada
saat buah berwarna merah atau buah masak, permukaan buah lebih banyak berwarna
kuning, orange, jingga atau merah. Warna hijau berangsur berkurang hanya
sekilas.
k. Pemasaran hasil
Penanganan
hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil
panen sampai pada tahap siap untuk dipasarkan. Penanganan hasil panen
harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena sangat menentukan mutu akhir
buah. Pemasaran hasil tanaman tomat di Desa Lapandewa pada umumnya petani
menjual langsung ke tengkulak yang kemudian tengkulak membawa dan menjualnya di
pasar-pasar terdekat yang ada.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa Buah tomat
sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik
untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena
mengandung vitamin C.
Selain sebagai buah segar yang langsung
dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai
macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan
industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah
tomat, jus tomat, dan konsentrat.
Berbagai macam kegunaan tersebut dapat
memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada
umumnya. Sehingga, Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek,
artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat juga terdapat
zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi.
B. Saran
1. Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dapat
lebih memperhatikan petani dalam mendapatkan benih dan pupuk yang berkualitas
tinggi supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih besar.
2. Prasarana jalan yang rusak yang selalu menghambat
perjalanan hasil produksi menjadi lambat supaya bisa diperbaiki dengan begitu
pemasaran tomat ke sentra pemasaran dapat sampai dengan tepat waktu, karena
tomat adalah tanaman buah yang cepat busuk.
DAFTAR PUSTAKA
Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-
Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan
Pada Kondisi
http://ahmad-nasir.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-budidaya-tanaman.html diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html hortikultura.html Diakses pada
tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://pertanianunpad.wordpress.com/2012/12/21/pembiayaan-agribisnis-tanaman-buah-tomat/ diakses pada tanggal 11 Desember 2014
http://serbatani.blogspot.com/2012/10/makalah-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal 11 Desember 2014
Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap
Pemberian Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas
Sumatera
No comments: